Pulsa adalah nafas kita




Pulsa adalah nafas kita. Mungkin kata itu memang cocok untuk menggambarkan keadaan kita saat ini. bagaimana tidak, dari handphone keluaran pertama yang bisa dijadikan alat untuk tauran , sampai era layar touchscreen melengkung, semuanya membutuhkan pulsa. smartphone yang paling canggih pun agar bisa digunakan untuk telepon, chating atau browsing harus kita isi dengan pulsa sebagai penunjang nya. 

Maka tidaklah berlebihan jika disebutkan seperti diatas. Pulsa adalah nafas kita. Bedanya nafas yang satu ini tidak gratis alias bayar. bagi orang kaya seperti pak presiden yang tidak pusing dengan dolar naik tidak masalah, tapi bagi saya yang masih status karyawan kontrak perusahaan swasta di Jakarta harus pintar – pintar mengatur penggunaan pulsa. karena jarang sekali ada Pulsa Murah Jakarta ataupun Pulsa Elektrik Jakarta yang dijual murah. Jangan sampai saat bos mencari, kita tidak bisa menghubungi nya. Ok mungkin bos masih bisa kita atasi dengan jurus 1001 alasan, tapi kalau pasangan jiwa alias pacar alias kekasih yang sedang membutuhkan kita bagaimana?

Dulu waktu saya masih kuliah dibandung. Saya memiliki seorang kekasih asal Cianjur yang satu kampus. Dan ceritanya waktu itu saya sedang tertidur pulas. Tiba – tiba terbangun karena ada pesan masuk dari doi, yang isinya hanya 2 kata saja, 

“aa telepon”.

Nafas saya tiba – tiba sesak sekali, kaget bukan kepalang, karena jarang2 dia meminta ditelepon selain ada sesuatu yang penting. Dengan satu gerakan yang mantap, tanpa membalas terlebih dahulu langsung saya buka kontak dan tekan tombol hubungi. Tetapi ternyata langsung dijawab dengan suara yang lebih seram dari tertawa kuntilanak, yaitu operator yang memberitahu pulsa saya habis.  Biasanya saya membeli pulsa ke teman saya dengan cara sms sebelum pulsa saya habis. sekarang sudah tidak mungkin lagi itu terjadi karena bahkan sms pun saya tidak bisa. Terpaksalah saya keluar untuk mencari yang jual pulsa. 

Tetapi saat itu waktu sudah lewat tengah malam. Kalau secara logika, counter pulsa mana yang jual lewat tengah malam. Tetapi saya tetap keluar karena kali ini panggilan hati lah yang meminta. Waktu itu saya tinggal di sekitar depan tol Pasteur, saya mencari kesekitar jalan Pasteur, masuk ke gang gang, sambil sedikit berlari. Tapi tetap tidak terlihat tanda – tanda ada counter pulsa yang buka. Saya masih lanjut coba ke belakang mall BTC, terus ke sekitar lapan, dan sampai juga di pusat perbelanjaan Giant. tetap tidak ada.

Karena merasa sudah sangat jauh dari tempat tinggal saya, saya sudahi pencarian ditengah hari tersebut dan Nanti besok saya akan meminta maaf pada kekasih saya. Ditengah jalan dekat monument panda saya merasa haus dan kebetulan ada warung pedagang kaki lima. Saat saya hendak membeli minuman dingin ternyata disana ada tulisan yang lebih menyegarkan dari minuman dingin yang saya beli, yaitu

“jual pulsa elektrikPulsa murah

tidak pikir panjang lagi langsung saya beli dan begitu pulsa masuk, saya langsung telpon kekasih saya. Ternyata dia sedang ketakutan karena didepan rumahnya ada suara seseorang masuk kehalaman rumahnya, yang ternyata sudah dicek dan tidak ada siapa – siapa. Tadinya dia ingin ditemani saat cek ke depan rumah. Tapi Saya terlalu lama mencari pulsa. jadi dia sudah cek sendirian.

Kesimpulannya dari cerita tersebut, buat saya pribadi adalah handpone harus selalu terisi pulsa untuk kepentingan mendesak. tidak hanya untuk kekasih, untuk orang tua, sahabat atau keperluan mendesak yang lain. Dengan adanya penjual pulsa elektrik yang semakin banyak, Akan memudahkan saat pulsa kita habis. 

Jadi, jaga nafas mu.jangan sampai kehabisan.

4 comments:

  1. Hatur nuhun bin terima kasih gan udah mampir 🙌

    ReplyDelete
  2. Ini identik dengan " Dia adalah nafasku".
    grrrr

    ReplyDelete
  3. didalam cerita ada makna, #cool
    terima kasih sudah berkunjung bro

    ReplyDelete

Pages